Minggu, 11 Desember 2011

KISAH PONARI SANG DUKUN CILIK

Metrotvnews.com, Jombang : Dukun cilik Ponari dari Dusun Kedungsari, Desa Balongsari, Jombang, Jawa Timur, kian “menyihir” warga. Meski sudah dinyatakan bahwa praktik dukun cilik ponari, ditutup, ribuan warga masih terus berdatangan ke kediaman ponari. Dan sayangnya, warga mulai bersikap irasional. Warga sudah meyakini apapun barang atau benda yang terkait ponari, bisa dijadikan obat.
Warga mengambil air kotor dari selokan di dekat kediaman ponari, dukun cilik di Jombang, Jatim. Dan tidak hanya batu milik Ponari yang dipercaya dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit, kini warga nekat mengambil air maupun lumpur di selokan dekat rumah sang bocah berusia 10 tahun itu, untuk dijadikan obat pengganti.
Warga yang datang memercayai bahwa air kotor tersebut dapat menyembuhkan berbagai jenis penyakit. Sebab, menurut mereka, ponari sudah menyatakan, jika air sisa mandi dirinya yang ada di selokan, bisa menjadi obat.
Selain itu, sebagian warga juga mengambil tanah maupun lumpur di dekat rumah Ponari. Jika ingin sembuh dari penyakit yang diderita, tanah itu harus dicampur air, lalu diminum. Tidak ada batang akarpun jadi. Peribahasa itu tepat untuk menggambarkan pasien dukun cilik asal Mengaluh, Jombang itu. Mereka yakin akan kesembuhannya mengalir melalui air itu. Ribuan massa berjubel hanya untuk mendapatkan air sakti sang dukun cilik.
Ponari, Akidah yang terancam. Kekafiran mendatangkan kekufuran. Sebagai orang beriman, sepatutnya kita peka melihat semua fenomena ini. Sepatutnya pula kita bertanya, seberapa parah kondisi masyarakat kita? Mereka bukan hanya sakit secara jasmani, tetapi juga rohani.
Lihatlah betapa tidak rasionalnya, saat para pengunjung tidak mendapatkan air kesembuhan dari dukun cilik Ponari, mereka mengambil apa saja yang ada dirumah Ponari. Mulai dari air sumur, air comberan, air hujan yang jatuh ke genting rumah Ponari, hingga tanah yang ada dipekarangan dukun cilik. Mereka percaya, tanah yang ada dirumah Ponari itu juga punya tuah dan bisa menyembuhkan penyakit.
Dalam hal ini tetap saja ada yang meragukannya. Masa.... air Ponari bisa menyembuhkan segala macam penyakit??? Masih ada saja yang tidak percaya. Harus ada bukti ilmiahnya ini. Samapai air selokan dan lumpur pun diyakini berkhasiat. Sempet sampai pro kontra dalam masalah ini. Warga masih banyak mengira aksi Ponari sang dukun cilik ini, fakta atau mitos??? Kemudian banyak juga para forumers yang mengusulkan supaya batunya Ponari dicelupkan ke telaga atau laut, supaya bisa dimanfaatkat oleh semua orang.

Minggu, 04 Desember 2011

Manusia merupakan makhluk sempurna

    APA BENAR MANUSIA MERUPAKAN MAKHLUK PALING SEMPURNA ???

(kenali diri, mengenal Allah dan Ruh Al-Quds)
A
     
Mengapa dahulu, pada saat penciptaan manusia, malaikat yang terbuat dari cahaya, bersujud pada nabi Adam yang hanya terbuat dari tanah? Bukankah cahaya lebih mulia dari tanah?
Dalam diri manusia yang telah disempurnakan Allah sebagai manusia sejati (insan kamil) terdapat secuil unsur yang sangat mulia yaitu yang dibahaskan dalam Al-Qur’an sebagai ‘Ruhul Quds’. Ruhul Quds bukanlah malaikat Jibril a.s, melainkan disebut Ruhul Amin. Ruh-Nya atau Ruhul Quds ini bukan dalam pengertian bahwa Allah memiliki ruh yang menghidupkan-Nya seperti kita. Ruh ini merupakan ciptaan-Nya, sebagaimana ruh yang menjadikan diri kita hidup sekarang.
Ketika Allah berkehendak untuk memperlengkapi diri seorang manusia dengan Ruh Al-Quds, maka inilah yang menyebabkan manusia dikatakan lebih mulia dari makhluk manapun juga.
Perhatikan juga kata Ruh-Ku dalam ayat 38:72, yang ditiupkan pada diri Adam saat penciptaanya.
“Maka apabila telah kusempurnakan kejadiannya dan kutiupkan kepadanya Ruh-Ku; maka hendaklah kamu tersungkur dengan sujud kepadanya “. (Q.S. Shad :72).
Jadi kurang tepat jika kita mengatakan dengan terlalu mudah bahwa manuisa, atau kita adalah makhluk yang paling mulia di alam semesta. Manusia baru menjadi makhluk yang paling mulia jika telah diperangkati Allah dengan ‘unsur’ ini. Jika belum diperangkati dengan unsur ini, bahkan kedudukan manusia bisa lebih rendah dari hewan ternak (lihat Q.S Al-Furqan :44).
Disini dikatakan bahwa manusia adalah makhluk yang paling sempurna yang pernah diciptakan oleh Allah SWT. Kesempurnaan yang dimilki oleh manusia merupakan suatu konsekuensi fungsi dan tugas mereka sebagai khalifah dimuka bumi ini. Al-Quran menerangkan bahwa manusia berasal dari tanah dengan memepergunakan bermacam-macam istilah, seperti Turab, Thien, Shal-shal, dan sualalah.
Manusia merupakan makhluk yang paling mulia yang berbeda dari makhluk-makhluk yang lain. Manusia berbeda dengan binatang. Binatang hanya dibekali dengan insting, sedangkan manusia mempunyai akal fikiran, perasaan (Qolbu) dan bentuk fisiknya yang sangat sempurna. Manusia juga berbeda dengan tumbuhan, malaikat, iblis dan makhluk lainnya.
“Dan sesungguhnya telah kami muliakan anak-anak Adam, kami angkut mereka di daratn dan dilautan, kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah kami ciptakan”. (Q.S Al Isra’: 70)
Ayat Al-Qur’an diatas menerangkan dengan jelas bahwasannya manusia adalah makhluk Tuhan yang diciptakan dengan kelebihan yang sempurna. Ayat diatas adalah bukti nyata bahwa manusia adalah makhluk sempurna (tidak ada keraguan atas Firman Allah SWT). Untuk melihat kesempurnaan diri kita, cobalah untuk bercermin. Lihatlah betapa sempurnanya diri kita dari ujung kaki sampai ujung rambut. Sebagai contoh sederhana, amatilah begitu sempurnanya Bulu Mata kita. Bentuk, panjang, dan posisinya begitu proporsional dan sempurna (coba bayangkan bulu mata kita tumbuh lebih lebat dari rambut.. pastii mengerikan)
Dalam pandangan islam, manusia selalu dikaitkan dengan kisah tersendiri. Menurut Al-Qur’an manusia lebih luhur dari apa yang didefinisikan oleh kata-kata tersebut. Dalam Al-Qur’an  manusia disebut sebagai makhluk yang amat terpuji dan disebut pula sebagai makhluk yang amat tercela. Hal itu ditegaskan dalam berbagai ayat, bahkan ada pula yang ditegaskan dalam satu ayat, akan tetapi itu tidak berarti manusia dipuji dan dicela dalam waktu yang bersamaan. Iti terdapat dalam (Q.S Al-A’raaf :179).
Maka dari itu, Fitrah kita sendirilah yang harus menjadi tujuan hidup kita. Dengan kembali ke fitrah kita, maka kita akan diberi hak kita yaitu menjadi Makhluk Allah SWT yang paling sempurna. Kesempurnaan manusia sebagai makhluk Allah SWT tidak dilihat dari segi fisik (kecantikan ataupun ketampanan seseorang), tapi sempurna dimata Allah SWT adalah siapa yang paling bertaqwa diantara mereka semua. Allah berfirman dalam (Q.S Al-Hujurat : 13)